Bebikin kue ini mengingatkan saya sama almarhum ibu tercinta. Semasa saya kecil, ketika beliau bebikin sesuatu, entah itu membersihkan ikan, mencuci piring, mengepel, bahkan bikin kue pun beliau selalu memanggil saya untuk sekedar melihat dahulu lalu kemudian membantu beliau supaya pekerjaannya segera selesai. Maklumlah, kami bersaudara banyak, sejumlah 7 orang (2 orang perempuan), segala sesuatu selalu dibikin dalam porsi banyak. Anak perempuan di keluarga kami inilah yang kemudian punya tugas rumah terbanyak membantu orang tua. Saya beserta kakak peremuan saya kak
Lina Syam berdua bekerja mengejarkan pekerjaan itu yang konon katanya pekerjaan perempuan itu berupa membantu ibu memasak, bikin kue/camilan, membersihkan rumah, bahkan kadang saya ikut ke sawah karna saya lebih gentelmen dibandingkan kakak perempuan ku :) :)
Sempat saya berpikir masa kanak-kanakku tidaklah bahagia karna bermain pun hanya boleh saat pulang ngaji, setelah saya masak air & masak nasi, kerja PR, baru boleh bermain. Mengajinya juga nggak perlu jauh-jauh2 karena yang jadi guru ngaji ku ya ibuku sendiri. Di rumah kami punya banyak anak santri yang ikut mengaji jadi saya punya banyak teman. asyikkkkk. Setelah saya menikah dan berumah tangga, baru saya sadari ternyata saya telah dibekali banyak oleh ibuku, Terima kasih ibu. Salah satunya ya, bebikin nagasari ini. Beliau mengajari saya membungkus nagasari dengan rapi, bahkan dahulu saya kadang kena marah kalau saja, cara membungkusku tidak rapi, atau ada adonan yang keluar dari daun pembungkus dalam nagasari. Berikut ini saya akan tuliskan resep nagasari dari ibu mertua ku & cara membungkus nagasari yang ibuku ajarkan. Lah pisang nya sendiri dapat, lagi-lagi dari kiriman mertua tersayang.
Nagasari ini teksturnya lembut, terasa kesat dimulut dan manisnya pas. Pada nagasari yang saya bikin kali ini saya meggunakan tepung beras yang digiling sendiri (beras yang dipabrik sampai halus sampai menjadi tepung). Berikut resepnya :